Selasa, 08 Desember 2009

Penampakan dan Distribusi

Penampakan dan Distribusi

Karena jaraknya yang sangat jauh, semua bintang (kecuali Matahari) hanya tampak sebagai titik saja yang berkelap-kelip karena efek turbulensi atmosfer Bumi. Diameter sudut bintang bernilai sangat kecil ketika diamati menggunakan teleskop optik landas Bumi, hingga diperlukan teleskop interferometer untuk dapat memperoleh citranya. Bintang dengan ukuran diameter sudut terbesar setelah Matahari adalah R Doradus, dengan 0,057 detik busur.

Sebuah katai putih yang sedang mengorbit Sirius (konsep artis). citra NASA.

Telah lama dikira bahwa kebanyakan bintang berada pada sistem bintang ganda atau sistem multi bintang. Kenyataan ini hanya benar untuk bintang-bintang masif kelas O dan B, dimana 80% populasinya dipercaya berada dalam suatu sistem bintang ganda atau pun multi bintang. Semakin redup bintang, semakin besar kemungkinannya dijumpai sebagai sistem tunggal. Dijumpai hanya 25% populasi katai merah yang berada dalam sebuah sistem bintang ganda atau sistem multi bintang. Karena 85% populasi bintang di galaksi Bimasakti adalah katai merah, maka tampaknya kebanyakan bintang di dalam Bimasakti berada pada sistem bintang tunggal.

Sistem yang lebih besar yang disebut gugus bintang juga dijumpai. Bintang-bintang tidak tersebar secara merata mengisi seluruh ruang alam semesta, tetapi terkelompokkan ke dalam galaksi-galaksi bersama-sama dengan gas antarbintang dan debu. Sebuah galasi tipikal mengandung ratusan miliar bintang, dan terdapat lebih dari 100 miliar galaksi di seluruh alam semesta teramati.[7]

Astronom memperkirakan terdapat 70 sekstiliun (7×1022) bintang di seluruh alam semesta yang teramati[8]. Ini berarti 70 000 000 000 000 000 000 000 bintang, atau 230 miliar kali banyaknya bintang di galaksi Bimasakti yang berjumlah sekitar 300 miliar.

Bintang terdekat dengan Matahari adalah Proxima Centauri, berjarak 39.9 triliun (1012) kilometer, atau 4.2 tahun cahaya. Cahaya dari Proxima Centauri memakan waktu 4.2 tahun untuk mencapai Bumi. Jarak ini adalah jarak antar bintang tipikal di dalam sebuah piringan galaksi. Bintang-bintang dapat berada pada jarak yang lebih dekat satu sama lain di daerah sekitar pusat galasi dan di dalam gugus bola, atau pada jarak yang lebih jauh di halo galaksi.

Karena kerapatan yang rendah di dalam sebuah galaksi, tumbukan antar bintang jarang terjadi. Namun di daerah yang sangat padat seperti di inti sebuah gugus bintang atau lingkungan sekitar pusat galaksi, tumbukan dapat sering terjadi[9] . Tumbukan seperti ini dapat menghasilkan pengembara-pengembara biru yaitu sebuah bintang abnormal hasil penggabungan yang memiliki temperatur permukaan yang lebih tinggi dibandingkan bintang deret utama lainnya di sebuah gugus bintang dengan luminositas yang sama. Istilah pengembara merujuk pada jejak evolusi yang berbeda dengan bintang normal lainnya pada diagram Hertzsprung-Russel.

Variasi Kerangka Di Antara Ras Manusia Modern ..........

VARIASI KERANGKA DI ANTARA RAS MANUSIA MODERN

Ahli paleontologi evolusi menampilkan berbagai fosil manusia Homo erectus, Homo sapiens neanderthalensis, dan Homo sapiens kuno sebagai menandakan pelbagai spesies atau subspesies pada garis evolusi. Mereka mendasarkan ini pada perbedaan di antara tengkorak fosil-fosil ini. Akan tetapi, perbedaan-perbedaan ini sebenarnya mencakup keanekaragaman di antara ras-ras manusia yang pernah ada, sebagiannya telah punah atau berbaur. Perbedaan ini makin tidak menyolok sambil ras-ras manusia saling bercampur sepanjang waktu.

Meskipun demikian, perbedaan yang cukup menyolok ini tetap dapat diamati di antara ras manusia yang hidup sekarang. Semua tengkorak pada halaman ini, yang dimiliki oleh manusia masa kini (Homo sapiens sapiens), adalah contoh perbedaan-perbedaan ini. Menunjukkan perbedaan struktur yang serupa di antara ras-ras yang hidup di masa lalu sebagai petunjuk bagi evolusi sekadar sangat sepihak.


Pribumi Peru dari abad ke-15.

Orang Bengali setengah baya.

Laki-laki dari Pulau Solomon (Melanesia) yang mati di tahun 1893.

Laki-laki Jerman berumur 25-30.

Laki-laki Kongo berumur 35-40.

Laki-laki Inuit berumur 35-40.

Keadaan ini membawa jejak kaki Laetoli menjadi topik utama diskusi selama bertahun-tahun. Ahli paleoanthropologi evolusi berusaha mati-matian untuk mengajukan suatu penjelasan, karena sulit bagi mereka untuk menerima bahwa seorang manusia moderen telah berjalan di muka bumi sejak 3,6 juta tahun yang lalu. Selama 1990-an, "penjelasan" berikut mulai memperoleh bentuk: Evolusionis memutuskan bahwa jejak kaki ini pasti telah ditinggalkan oleh Australopithecus, karena menurut teori mereka, tidak mungkin spesies Homo telah ada sejak 3,6 juta tahun yang lalu. Namun, Russel H. Tuttle menulis hal berikut ini dalam sebuah artikel tahun 1990:

Singkatnya, fosil jejak kaki berumur 3,5 juta tahun di situs G, Lateoli mirip dengan manusia moderen yang biasa tak beralas kaki. Tidak satu pun ciri-ciri mereka menunjukkan bahwa hominid Lateoli memiliki kemampuan bipedal yang kurang daripada kita. Jika jejak kaki G tidak diketahui sangat tuanya, kita akan dengan segera telah menyimpulkan bahwa mereka dibuat oleh anggota dari genus kita, yaitu Homo… Apapun keadaannya, kita harus mengesampingkan anggapan rapuh bahwa jejak kaki Laetoli dibuat oleh sejenis Lucy, Australopithecus afarensis.223

Singkatnya, jejak kaki yang diperkirakan berumur 3,6 juta tahun ini tidak mungkin milik Australopithecus. Satu-satunya alasan mengapa jejak kaki tersebut dianggap sebagai peninggalan Australopithecus adalah lapisan vulkanik berumur 3,6 juta tahun di mana jejak kaki tersebut ditemukan. Jejak tersebut dianggap milik Australopithecus hanya berdasarkan pada anggapan bahwa manusia tidak mungkin telah hidup sejak masa itu.

Penafsiran mengenai jejak kaki Laetoli ini menunjukkan satu fakta penting. Evolusionis mendukung teori mereka tidak berdasarkan penemuan ilmiah, tetapi malah mengenyampingkannya. Di sini kita melihat teori yang secara buta dipertahankan apapun yang terjadi, dengan mengabaikan atau membelokkan semua penemuan baru yang menghadapkan teori ini pada keraguan.

Singkatnya, teori evolusi bukanlah ilmu pengetahuan, tetapi sebuah dogma yang dipelihara dengan mengabaikan ilmu pengetahuan.

Misteri Gunung Himalaya .. !!!!!!!!!!!!1

Misteri gunung Himalaya ????????

Bos gw mo nanya ni bener ato ga ya ???

kan Gunung Himalaya terbentuk karena lempeng apa ma lempeng apa gitu ???

trus kata guru biologi gw di les gitu BENER !!!

dan katanya di puncak Himalaya terdapat Kehidupan yang dimana mahluk hidupnya sama dengan

MAHLUK HIDUP DIBAWAH AIR APAKAH BENAR ????????????



ampe sekarang gw ga ngerti menurut laporan di id.wikipedia.org/wiki/Kakawin_Bhomântaka bahwa yang tinggal disana adalah kaum Yadu.

Tolong Penjelasannya

Maaf kalo ada kata2 yang salah

Melihat 7 keajaiban dunia yang baru dari atas langit ....

Sunday, 22.07.2007 9:02

Melihat 7 Keajaiban Dunia Yang Baru Dari Atas Langit

Posted on Journey.

Pada tanggal 07-07-2007 lalu, The New Open World Corporation mengumumkan 7 keajaiban dunia yang baru (New Seven Wonders of the World) berdasarkan perolehan hasil voting. Berbagai kontroversi pun muncul berkaitan dengan terpilihnya 7 keajaiban dunia yang baru.

Saya ikut terlibat dalam voting tersebut, dan merasa senang karena pilihan saya masuk dalam 7 keajaiban dunia yang baru. Padahal saya sendiri belum pernah mengunjungi tempat-tempat tersebut. Mungkin hanya sebuah impian jika saya dapat mengunjungi dan melakukan perjalanan nyata ke sana.

Perjalanan virtual pun saya lakukan dengan memanfaatkan teknologi Google Earth. Apalagi kini, GE sudah dilengkapi dengan fasilitas Panoramio yang memungkinkan kita untuk melihat photo suatu tempat dari berbagai sudut pandang yang dikirimkan oleh banyak kontributor.

Berikut ini adalah penampakan 7 keajaiban dunia yang baru yang dilihat dari atas langit :

Taj Mahal

Zodiak Leo ..........

Jangan frustrasi jika merasa sudah bekerja keras tapi hasilnya belum maksimal. Yang penting, bagaimana memelihara semangat, agar tidak patah di tengah jalan. Yang lagi getol mengejar prestasi, jangan sampai lupa diri, lupa berekreasi, dan... lupa si dia.
Sebagian doimu sedang frustrasi. Iyalah, merasa sudah bekerja keras, tapi hasilnya nggak maksimal. Sebagian lagi ngecuekin kamu karena sedang asyik menggeber prestasi. Katanya, mumpung “dewi keberuntungan” masih berpihak kepadanya. Sabar!

Sedia payung sebelum hujan. Hari ini kamu memiliki kegiatan yang cukup menguras energimu. Makanya, sebelum kamu jatuh sakit karena memaksakan dirimu, kamu perlu mencermati seperti apa kondisi tubuhmu. Kalau sudah lelah, jangan lanjutkan aktivitasmu. Istirahat itu perlu, loh.

Kesehatan: Segar-bugar.
Keuangan: Lumayan.
Asmara: Biasa-biasa aja.
Kepribadian: Soal tantangan, kamu nggak perlu ditanya lagi. Kamu akan dengan sigap menerimanya
.


PERJALANAN CHE GUEVARA


Ia kembali ke daerah asalnya dengan sebuah keyakinan bulat atas satu hal bahwa ia tidak mau menjadi profesional kelas menengah dikarenakan keahliannya sebagai seorang spesialis kulit. Kemudian pada masa revolusi nasional ia pergi ke La Paz, Bolivia di sana ia dituduh sebagai seorang oportunis. Dari situ ia melanjutkan perjalanan ke Guatemala dan mencukupi kebutuhan hidupnya dengan menulis artikel arkeologi tentang reruntuhan Indian Maya dan Inca. Guatemala saat itu diperintah oleh Presiden Jacobo Arbenz Guzman yang seorang sosialis. Meskipun Che telah menjadi penganut paham marxisme dan ahli sosial Lenin ia tak mau bergabung dalam Partai Komunis. Hal ini mengakibatkan hilangnya kesempatan baginya untuk menjadi tenaga medis pemerintah, oleh karena itu ia menjadi miskin. Ia tinggal bersama Hilda Gadea, penganut paham Marxis keturunan Indian lulusan pendidikan politik. Orang inilah yang memperkenalkannya kepada Nico Lopez, salah satu Letnan Fidel Castro. Di Guatemala dia melihat kerja agen CIA sebagai agen kontrarevolusi dan semakin yakin bahwa revolusi hanya dapat dilakukan dengan jaminan persenjataan. Ketika Presiden Arbenz turun jabatan, Guevara pindah ke Kota Mexico (September 1954) dan bekerja di Rumah Sakit Umum, diikuti Hilda Gadea dan Nico Lopez. Guevara bertemu dan kagum pada Raúl Castro dan Fidel Castro juga para emigran politik dan ia menyadari bahwa Fidel-lah pemimpin yang ia cari.

Senin, 07 Desember 2009

2012 dan Teologi Kiamat

2012 dan Teologi Kiamat

Oleh: Luthfi Assyaukanie

Film 2012 yang tengah beredar di bioskop-bioskop dunia adalah film fiksi ilmiah. Ia bukan film teologi atau film tentang agama. Film 2012 mendapat sambutan yang sangat meriah bukan semata karena film itu terkait dengan isu hari kiamat yang diramalkan bakal terjadi pada 2012, tapi karena ia adalah sebuah film bagus yang penuh dengan adegan memukau. Ada banyak film tentang hari kiamat (doomsday) tapi tak banyak yang mendapat perhatian sebesar 2012.

Saya kira, faktor utama yang membuat film itu ditunggu orang adalah karena ia dibuat oleh sutradara kondang spesialis film-film bencana kolosal. Orang yang pernah menonton film Independence Day (1996) dan The Day After Tomorrow (2004), pastilah akan selalu penasaran ingin menonton film-film Roland Emmerich yang lain. Asal tahu saja, ada beberapa film dokumenter dan semi dokumenter yang mengangkat tema 2012, tapi tak ada yang bisa mengungguli karya Emmerich itu.

Roland Emmerich memang dianugerahi Tuhan kepiawaian dalam membuat film-film fiksi ilmiah. Bakatnya sudah muncul sejak ia menjadi mahasiswa University of Television and Film Munich, Jerman. Karya filmnya, The Noah's Ark Principle (1981) sebagai persyaratan lulus dari universitas itu, mendapat pujian banyak orang. Film berdurasi 1,5 jam itu diputar dalam Berlin International Film Festival pada 1984. Ketika teman-temannya hanya mampu mengumpulkan uang $US 20.000 untuk mendanai film persyaratan lulus yang diwajibkan universitas, dia mampu meraih $US 600.000. Sejak awal, Emmerich seperti sudah dijodohkan dengan uang.

Hal itu juga dibuktikannya dalam 2012. Dalam waktu 3 hari, filmnya sudah meraup uang menutupi modal pembuatannya. Film berbiaya $US 260 juta itu langsung menguasai daftar film box-office. Tak diragukan lagi, 2012 bakal menjadi mesin uang baru yang semakin melambungkan nama dan kekayaan Emmerich. Dia tahu betul bagaimana mencetak uang lewat film fiksi ilmiah. Dia menoreh sedikit kontroversi tapi menahan kontroversi yang berlebihan.

Salah satunya adalah keengganannya untuk membuat adegan hancurnya Ka'bah di Mekah dalam 2012. Semula, dalam naskah skenario aselinya, ada adegan bahwa Vatikan, kuil Budha, patung Bunda Maria, Ka'bah, dan simbol-simbol suci agama dunia digambarkan hancur-lebur ditelan Bumi yang tengah marah. Tapi beberapa teman Emmerich memberi nasihat bahwa umat Islam pasti akan terpancing kalau Ka'bah mereka ikut dihancurkan dalam film itu.

Dia tak mau mengambil resiko dari para penganut agama yang memang punya preseden mudah mengamuk jika simbol-simbol agama mereka disentuh. Emmerich memilih berkompromi: menampilkan Ka'bah dan kaum Muslim yang mengelilinginya sebelum adegan peristiwa kiamat datang. Cerdas.

Tapi dasar umat Islam. Meski Emmerich sudah berhati-hati menyikapi agama ini, tetap saja reaksi paling keras datang dari kaum Muslim. Agama-agama lain tidak memberikan reaksi. Para tokohnya sadar bahwa itu adalah film fiksi ilmiah dan tak layak dikomentari secara agama. Tapi, di Indonesia, tak kurang dari MUI memberikan komentar dan merasa waswas dengan film itu. MUI Malang bahkan mengeluarkan fatwa agar umat Islam jangan menonton film 2012. Alasannya: musyrik. Yang lebih tak masuk akal adalah Front Pembela Islam (FPI) yang mengeluarkan pernyataan akan men-sweeping bioskop-bioskop yang memutar film itu.

Kebodohan selalu melahirkan kebodohan yang lain. Fatwa MUI Malang dan ancaman FPI adalah promosi gratis bagi 2012. Alih-alih mengurangi jumlah orang untuk menonton film itu, reaksi mereka malah mengundang orang untuk menyaksikan film itu. Apalagi kalau bukan karena penasaran? Kaedah ini selalu benar: setiap kali ada sebuah buku atau film dilarang, setiap kali pula orang penasaran ingin membaca atau menontonnya.

2012 adalah film fiksi ilmiah, dan bukan film tentang agama. Siapa saja yang pernah belajar sedikit biologi, sedikit fisika, dan sedikit astronomi, pasti tidak susah memahami kalau 2012 adalah film tentang bencana alam, dan bukan tentang eskatologi. Cuma orang bodoh yang menganggap itu film agama. Seluruh adegan bencana dalam film itu bisa dijelaskan secara ilmiah, setidaknya fiksi-ilmiah. Emmerich tidak pernah berpretensi memasukkan Tuhan di dalamnya, karena sains sudah lebih dari cukup menjelaskan semua peristiwa alam.

Kita patut bersyukur bahwa Tuhan menciptakan orang seperti Emmerich yang memiliki tangan Jibril dan mata Israfil dalam membuat film-film bencana kolosal. Hanya dia yang mampu menghadirkan wahana luar angkasa berukuran raksasa di luar imaginasi kita, seperti dalam Independence Day; hanya dia yang mampu memindahkan kutub utara ke New York, Boston, dan kota-kota besar dunia lainnya, seperti dalam the Day After Tomorrow. Kita bersyukur karena Emmerich membantu imaginasi kita membayangkan kerusakan dunia seperti dalam 2012.

Waktu kecil, saya sering membaca komik-komik tentang kiamat, kehidupan surga, dan neraka. Gambaran komik-komik itu sungguh mengerikan dan cukup membuat saya tak enak makan selama tiga hari. Ilustrasi tentang dunia yang porak-poranda karena ditiup terompet Israfil dan manusia yang meregang nyawa dengan lidah menjulur panjang karena ruhnya dicabut-paksa oleh Izrail, sungguh membuat saya takut tidur dan mengalami mimpi buruk berhari-hari. Kiamat dan akhir dunia di komik itu digambarkan begitu seram yang tak kuat ditanggung anak berusia belasan tahun.

Saya menonton film 2012 bersama anak pertama saya yang berusia 13 tahun. Dia sangat menyukai film itu karena asyik sebagai sebuah tontonan. "It's scary but totally entertaining," katanya. Dia mengkaitkan film itu dengan akhir dunia, tapi lebih suka memilih penjelasan sains. Menurutnya, dunia begitu luas, pun jika Bumi hancur berkeping-keping, masih ada planet lain. Jika tatasurya hancur, masih ada miliaran bintang lain yang 10 persennya memiliki kemungkinan kehidupan seperti di Bumi.

Tiba-tiba saya ingat perdebatan post-humous abad ke-12 antara al-Ghazali dan Ibn Rushd, dua filsuf besar Muslim, tentang alam raya. Kata al-Ghazali, dunia tidak abadi. Jika kiamat datang, seluruh isi dunia akan hancur dan itulah akhir dari seluruh kehidupan. Ibn Rushd menyanggah. Menurutnya, alam raya bersifat eternal, ia abadi, seperti abadinya Tuhan. Jika ada kiamat, maka itu adalah kiamat lokal, di Bumi, di Mars, di Jupiter, di Saturnus, dan seterusnya.

Lewat filmnya itu, saya kira, Emmerich ingin mendukung pandangan Ibn Rushd, bahwa seandainya ramalan Suku Maya benar bahwa kiamat akan terjadi pada 2012, itu adalah kiamat lokal yang hanya memorak-morandakan Bumi. Adapun alam raya akan tetap eksis, ada terus menerus untuk waktu yang tak terhingga.


*****

Mestinya MUI baca ini nih, jadi gak sembarangan ngelarang-ngelarang aja...
__________________
aku dan matahari tidak bertengkar
tentang siapa di antara kami yang telah menciptakan bayang-bayang
aku dan bayang-bayang tidak bertengkar
tentang siapa di antara kami yang harus berjalan di depan..

(Sapardi Djoko Damono)
 
Copyright 2009 iyenkleutik. Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Wordpress by Wpthemesfree